Saturday, July 18, 2009

if you love me for me

my current favourite song, taken from Barbie as The Princess and The Pauper:

If You Love Me for Me

ERIKA:
Once a lass met a lad
You're a gentle one, said she
In my heart I'd be glad
If you loved me for me
You say your love is true
And I hope that it will be

DOMINIC:
I'd be sure, if I knew
That you loved me for me

ERIKA:
Could I be the one you're seeking?
Will I be the one you choose?
Can you tell my heart is speaking?
My eyes will give you clues

DOMINIC:
What you see may be deceiving
Truth lies underneath the skin

ERIKA:
Hope will blossom by believing

BOTH:
The heart that lies within

DOMINIC:
I'll be yours
Together we shall always be as one
If you love me for me

ERIKA:
Who can say where we'll go
Who can promise what will be
But I'll stay by your side

DOMINIC:
I'll be yours
Together we shall always
Be as one

BOTH:
If you love me for me
If you love me for me

Monday, July 06, 2009

perasaan

better having a painful feeling or having no feeling at all?

pertanyaan yang seringkali muncul dan baru aja keliatan di status fb seniorku. yang mana? kalau diminta memilih, aku pasti bakal milih 'having painful feeling', alesannya sama seperti yang tadi subuh aku bilang ke sahabatku lewat telepon..klo yang namanya sedih ama seneng, dan punya perasaan itu yang menjadikan manusia lebih manusia. yah, mungkin aku adalah orang yang sok tau dengan bilang kaya gitu, tapi aku bner2 beranggapan klo emang itu hal yang bener.

tapi..

siapa sih orang yang mau ngerasa sakit?
atau lebih tepatnya, siapa sih orang yang siap disakiti?

trus pertanyaan selanjutnya ..
apakah kalau disakiti terus menerus kita bakal jadi terbiasa?
atau kita malah terpuruk?

itu pertanyaan yang harus ditanyakan ke diri sendiri.
katanya manusia punya kemampuan yang jauuh, jauuhh lebih besar daripada yang dia sendiri sadari. tapi apa ini berlaku buat urusan hati juga ya?

satu hal yang aku cukup yakin adalah hati (perasaan ya, bukan dalam artian harafiah) bersifat plastis. nah lho, maksudnya?
maksudnya, setiap saat kita mempunyai suatu perasaan, even kalau perasaan itu nantinya surut bahkan padam, kita tetap akan punya bekasnya. seakan-akan balon, yang setelah ditiup bakal melar, aku rasa hati manusia juga sama. jadi kalau ngomongin ruang kosong, sejalan dengan waktu, manusia pasti punya banyak bekas ruangan di hatinya. sesedikit apa pun bekasnya, karena setiap ruang yang ada di hati itu sifatnya spesifik, ga bisa tergantikan.

nah, balik lagi ke orangnya, apakah dengan adanya ruangan2 itu dia makin merasa 'kaya' atau malah 'hampa'?

jadi manusia itu sulit, jadi manusia yang baik itu jauh lebih sulit lagi.